Oleh : Daffa Tsabat (Meteorologi, 2023)
Editor : Mely Anggrini (Meteorologi, 2022)

MAJALAYA, itb.ac.id – Zephyrus sebagai bagian dari Badan Semi Otonom HMME “Atmosphaira” Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali melaksanakan kegiatan lapangan berupa pemeliharaan instrumen pemantauan banjir di wilayah Majalaya dan Kecamatan Paseh, Kabupaten Bandung, pada Selasa (22/07/2025) dan Jumat (25/07/2025).
Pemindahan Instrumen di Jl. Sanding, Paseh

Kegiatan dimulai pada 22 Juli 2025 dengan agenda utama pemindahan solar panel dan instrumen curah hujan ARR (Automatic Rainfall Recorder) di Jl. Sanding, Kec. Paseh. Pemindahan dilakukan karena lokasi pemasangan instrumen pada bulan sebelumnya dirasa masih belum optimal dan juga karena adanya renovasi di lokasi awal pemasangan panel surya yang sebelumnya berada di atap bilik kamar mandi.
Setelah berdiskusi dengan pemilik lahan dan dengan beberapa pertimbangan akhirnya solar panel dan ARR (Automatic Rainfall Recorder) dipindahkan ke atap mushola yang lebih tinggi. Selain menghasilkan kinerja yang lebih optimal, pemindahan ini juga menjadi bentuk kolaborasi Zephyrus dengan masyarakat setempat.
Proses ini melibatkan koordinasi dengan Yayasan Jaga Balai, melalui Kang Yadi, serta pemilik lahan, Bapak Solehudin. Pemindahan dilakukan dengan membawa perlengkapan pendukung untuk memastikan instalasi berjalan baik. Tim juga melakukan diskusi teknis bersama warga mengenai manfaat instrumen dan pemanfaatan data curah hujan untuk mitigasi banjir di kawasan Majalaya.
Pemeliharaan Instrumen di Cibangoak
Sementara itu, tim yang dijadwalkan menuju Intake Cibangoak terlebih dahulu menyerahkan surat izin maintenance ke kantor Air Bandung Timur (ABT), menyusul perubahan pengelola dari PDAM ke Moya Indonesia. Namun, karena pada hari yang sama terdapat kegiatan internal di Cibangoak, jadwal pemeliharaan dipindahkan ke Jumat (25/7/2025). Alhasil, tim bergabung dengan kelompok lain yang tengah memindahkan instrumen di Jl. Paseh.
Pada pemeliharaan 25 Juli 2025, tim melakukan pengecekan instrumen Z-ONA (Zephyrus – Observasi Nadir Air) yang sempat mengalami kendala pengiriman data akibat kekurangtepatan algoritma program. Setelah penyempurnaan program berhasil dilakukan, instrumen kembali berfungsi normal dan dapat mengirimkan data tinggi muka air, curah hujan, serta voltase baterai secara daring setiap interval 5 menit.
Selain itu, tim juga membersihkan panel surya, lensa CCTV, serta sensor ultrasonik untuk memastikan akurasi data sehingga bisa menghasilkan data yang bisa diandalkan bagi masyarakat sekitar. Pemeliharaan di Intake Cibangoak ini turut didampingi oleh Kang Dani dari pihak Air Bandung Timur (ABT). Setelah serangkaian pengecekan dan uji coba, instrumen kembali beroperasi optimal.
Tantangan dan Koordinasi Lapangan

Kegiatan pemeliharaan ini tidak lepas dari tantangan. Di Jl. Sanding, beberapa perlengkapan tambahan sempat tidak tersedia sehingga membutuhkan improvisasi di lapangan. Sementara di Cibangoak, koordinasi dengan pihak pengelola menjadi kunci utama agar pemeliharaan berjalan lancar.
Meski demikian, tim Zephyrus bersyukur atas sambutan positif dan kerja sama yang baik dari para pemangku kepentingan. “Kami sangat terbantu dengan koordinasi yang lancar dan jelas dari pihak ABT. Tidak hanya itu, pihak ABT mendampingi kami langsung pada pemeliharaannya,” ujar Fauzan selaku ketua Zephyrus.
Melalui pemeliharaan ini, instrumen yang dipasang oleh tim Zephyrus diharapkan dapat terus beroperasi dengan baik sehingga menghasilkan data yang akurat dan representatif. Data tersebut menjadi bagian penting dalam upaya meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap risiko banjir serta menjadi kunci pengembangan sistem prediksi cuaca dan debit oleh tim Zephyrus.
Bagi anggota Zephyrus, kegiatan ini juga menjadi pengalaman lapangan yang berharga. Selain menambah keterampilan teknis, mereka belajar mengenai pentingnya komunikasi dengan komunitas lokal dan instansi pengelola dalam menjaga keberlanjutan instrumen pemantauan banjir yang sudah terpasang.