Perjalanan Kuliah Lapangan Meteorologi ITB Edisi I: 31 Juli-6 Agustus 2023 di Pangalengan, Jawa Barat

by : Lutfiah Nur Rohmah Salaamah
Editor : Muhaji Sahnita Putri
Jumat, 17 November 2023

Kegiatan kuliah lapangan mahasiswa Meteorologi ITB di Pangalengan, Kab. Bandung

BANDUNG, meteo.itb,ac.id — Mahasiswa Meteorologi ITB telah menjalani pengalaman yang berharga melalui mata kuliah Kuliah Lapangan (ME3098) yang berlangsung selama satu minggu, mulai dari 31 Juli hingga 6 Agustus 2023 di Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. utama yang menjadi fokus dalam kuliah lapangan ini adalah pemasangan alat Automatic Weather Station (AWS) dan observasi cuaca langsung. Menurut pernyataan salah satu mahasiswa, Ni Wayan Yamuna Kanika, AWS, alat canggih yang digunakan untuk mengukur berbagai parameter cuaca, dipasang sebanyak tiga unit di tiga lokasi berbeda, yaitu Site 0 di Malabar Tea Village, Site 1 di Kampung Cinchona, dan Site 2 di Margamulya. Sebelumnya, para mahasiswa telah dibagi menjadi tiga kelompok sesuai dengan jumlah site, dan masing-masing kelompok bertanggung jawab atas observasi di situs yang ditentukan. Namun, pada hari kedua, terjadi rotasi kelompok observasi untuk memastikan setiap kelompok memiliki kesempatan untuk mengamati cuaca di semua site yang ada.

Selain observasi, mahasiswa juga melakukan analisis kondisi cuaca setiap hari dengan mengolah data dari pengamatan cuaca. Data yang diperoleh dari AWS diolah dengan tujuan untuk mengetahui kondisi cuaca harian di lokasi yang diamati dan mengidentifikasi fenomena cuaca yang mungkin terjadi. Fenomena cuaca seperti angin gunung dan angin lembah, angin katabatik, dan angin anabatik merupakan bagian penting dari pengamatan cuaca di Pangalengan.

Angin gunung dan angin lembah adalah fenomena cuaca yang berkaitan dengan topografi. Angin gunung adalah angin yang bergerak dari dataran rendah ke dataran tinggi atau gunung karena pemanasan yang lebih cepat di dataran rendah. Sebaliknya, angin lembah adalah angin yang bergerak dari dataran tinggi atau gunung ke dataran rendah pada malam hari karena pendinginan yang lebih cepat di daerah tersebut. Fenomena ini dapat mempengaruhi suhu dan kelembaban udara di sekitarnya. Sementara itu, angin katabatik dan angin anabatik adalah jenis angin yang berkaitan dengan topografi pegunungan. Angin katabatik adalah angin yang terjadi ketika udara dingin dan berat mengalir ke bawah dari pegunungan ke dataran rendah. Angin anabatik, sebaliknya, terjadi ketika udara hangat mengalir dari dataran rendah ke pegunungan. Kedua fenomena ini dapat berdampak signifikan pada suhu dan kelembaban udara di wilayah yang diamati.

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa fenomena skala sinoptik tidak memiliki dampak signifikan pada perubahan parameter cuaca di wilayah ini. Sebaliknya, topografi yang beragam dan strategis di Pangalengan, yang mencakup gunung-gunung, perbukitan, dan lembah, menjadi kunci dalam pengamatan cuaca yang dilakukan di wilayah ini.

Pada contoh wind rose di atas, yaitu wind rose di tanggal 3-4 Agustus 2023, terlihat bahwa pada pukul 18.00 WIB hingga pukul 06.00 WIB keesokan harinya angin dominan berasal dari arah tenggara akibat adanya pengaruh dari angin katabatik, yang mana di sebelah tenggara site memiliki elevasi yang lebih tinggi dibanding site tempat pengamatan. Sementara itu, pada pukul 06.01 WIB hingga pukul 18.00 WIB, angin yang mendominasi berasal dari arah barat laut dan utara akibat adanya pengaruh dari angin anabatik, yang mana di arah tersebut memiliki elevasi yang lebih rendah dari site pengamatan.

Kuliah lapangan mahasiswa Meteorologi ITB di Pangalengan, Kabupaten Bandung, telah membawa wawasan berharga tentang peran topografi dalam mengatur cuaca lokal. Melalui pengamatan dan analisis cuaca, termasuk fenomena seperti angin gunung, angin lembah, angin katabatik, dan angin anabatik, mahasiswa memperdalam pemahaman mereka tentang hubungan antara topografi dan perubahan cuaca. Pengalaman ini tidak hanya meningkatkan keterampilan praktik tetapi juga membantu menginspirasi semangat penelitian di bidang meteorologi dan memperkuat dasar untuk prediksi cuaca yang lebih akurat di wilayah-wilayah dengan topografi serupa.

TA Fair dan Talkshow Program Studi Meteorologi 2023

by : Mely Anggrini
Editor : Muhaji Sahnita Putri
Rabu, 08 November 2023

Kegiatan Talkshow pada rangkaian TA Fair Wisuda Oktober 2023

BANDUNG, meteo.itb.ac.id – Menyambut Wisuda Oktober 2023, program studi Meteorologi Institut Teknologi Bandung (ITB) gelar kegiatan pameran tugas akhir dan juga talkshow pada Kamis (26/8/2023) bertempat di Auditorium dan Galeri CC Timur ITB.

TA Fair Meteorologi 2023 ini terdiri dari dua bagian mata acara, yaitu presentasi poster serta presentasi tugas akhir dari tiga orang wisudawan terpilih yaitu Rahastuti Tiara Adysti dengan judul Simulasi Dampak Perubahan Tutupan Lahan Terhadap Pola Cuaca di Ibu Kota Negara Baru Indonesia, Ismail Robbani dengan judul Kajian Bahaya Perubahan Iklim Menggunakan Climate Hazard Index di Indonesia, dan Siti Aminah dengan judul Identifikasi Perubahan Cuaca Hujan Ekstrem Akibat Perubahan Iklim di Indonesia, kemudian dilanjutkan dengan talkshow.

Pada bagian Talkshow, terdapat beberapa pembicara yang bekerja di perusahaan berbasis meteorologi, yaitu Nadya, Tutus, dan Ito. Pembicara pertama adalah Nadya, beliau bekerja sebagai weather forecaster pada perusahaan Fugro, yaitu perusahaan survei di darat dan laut. Tugas Nadya selama bekerja sebagai weather forecaster adalah menganalisis model dan mengirimkan peringatan apabila terdapat fenomena meteorologi yang dapat membahayakan, misal tropical cyclone dan badai.

Selanjutnya, acara talkshow ini diisi oleh Tutus yang bekerja di Akuo Energy, perusahaan penyedia listrik di Indonesia yang menjual listrik dari hasil wind, solar, gas, dan lain sebagainya dengan klien utama perusahaan ini adalah Perusahaan Listrik Negara (PLN).  Alasan Tutus memilih pekerjaan ini karena beliau ingin tahu lebih jauh mengenai energi terbarukan dan wind engineer di Indonesia. “Jangan malu untuk bertanya dan teruslah belajar,” ujar Tutus sebagai pesan bagi para wisudawan Meteorologi 2023.

Pembicara terakhir adalah Ito. Beliau bekerja di perusahaan market riset yang bergerak pada bidang studi sosial berbasis teknologi. Menurut Ito, skill yang perlu dipersiapkan jika ingin terjun ke dunia market riset adalah logika statistik dasar, dapat bekerja di bawah tekanan, komunikasi sosial, dan skill alur berpikir.

Talkshow ini diharapkan mampu menjadi inspirasi bagi para wisudawan dan juga para peserta talkshow lainnya untuk dapat terus berkecimpung dalam dunia meteorologi Indonesia.

Penyerahan Atlas Awan sebagai Kenang-kenangan acara TA Fair Meteorologi ITB 2023 Kepada Perusahaan Manvis

Selain itu terdapat pula pameran poster tugas akhir, dimana terdapat tiga bagian sesi poster, yaitu Atmospheric Environment, Hydrometeorology, serta Atmospheric Science and Modelling. Selama keberlangsungan pameran, dihadari pula beberapa perusahaan yang bergerak dalam bidang meteorologi di Indonesia, seperti Manvis, BRIN, hingga PT Bhumi.

“Acara TA Fair ini menarik karena terdapat beberapa stand perusahaan-perusahaan meteorologi, dimana kita sebagai wisudawan bisa bertanya mengenai pekerjaan-pekerjaan yang ada di perusahaan tersebut,” ujar Esy, salah satu wisudawan Meteorologi ITB 2023.

Selain dihadiri oleh wisudawan Prodi Meteorologi 2023, TA Fair ini juga dihadiri oleh mahasiswa-mahasiswi Prodi Meteorologi mulai dari angkatan 2020 hingga 2022.

Pengunjung acara TA Fair Meteorologi ITB 2023 melihat poster-poster di Galeri CC Timur ITB

“Senang sekali bisa mengikuti acara TA Fair ini, karena dapat mengenal adik-adik tingkat dan memberikan insight mengenai topik-topik yang kami bahas sehingga jika ada adik-adik tingkat kami yang ingin mengetahui sesuatu tentang topik tersebut, bisa bertanya secara langsung. Jika diluar acara ini pasti akan sulit melakukan komunikasi dan sulit bertemu, kalau misalnya diadakan sidang terbuka maupun acara formal lainnya akan sulit pula untuk bertanya-tanya. Melalui acara ini komunikasi jadi lebih fleksibel,” ujar Amanda, wisudawan Meteorologi ITB 2023.

Salah satu peserta TA Fair Meteorologi 2023, Lutfiah, beranggapan bahwa acara yang diadakan menyenangkan dan juga insightful. Acara ini sangat menambah wawasan, terutama bagi Lutfiah dan rekan-rekannya yang sedang mengerjakan tugas akhir.

Talkshow yang ada sangat membantu untuk merancang masa depan setelah selesai dari sarjana meteorologi ini. Senang sekali karena banyak manfaat yang bisa di ambil, ditambah ada es krim gratis,” ujar Lutfiah, salah satu mahasiswi Prodi Meteorologi.

Badan Semi Otonom (BSO) HMME “Atmosphaira” ITB Gelar Kegiatan Edukasi Kebencanaan Hidrometeorologi kepada Siswa-Siswi SMA Negeri 1 Majalaya

Minggu, 08 Oktober 2023

Kegiatan Edukasi Kebencanaan Hidrometeorologi oleh
BSO “Zephyrus” HMME “Atmosphaira” ITB

BANDUNG, meteo.itb.ac.id – Sebanyak 29 mahasiswa program studi Meteorologi Institut Teknologi Bandung (ITB) gelar kegiatan edukasi kebencanaan hidrometeorologi kepada siswa-siswi SMA Negeri 1 Majalaya. Kegiatan ini dilaksanakan pada Sabtu (30/7/2023) di Solokanjeruk, Kabupaten Bandung.

Kegiatan edukasi kebencanaan hidrometeorologi ini merupakan salah satu program kerja divisi Public Relation of Community Service (PRCS) yang dinaungi oleh Badan Semi Otonom “Zephyrus” HMME “Atmosphaira” ITB. Kegiatan edukasi kepada siswa-siswi SMA Negeri 1 Majalaya tersebut mengusung tema Tanggap Bencana – Edukasi Mengenai Kebencanaan Hidrometeorologi. Konsep yang digunakan pada kegiatan ini adalah post-to-post, dimana setiap pos berisi berbagai edukasi mengenai kebencanaan hidrometeorologi yang disampaikan secara menarik dan aplikatif. Terdapat lima pos, yaitu pos Karakteristik Majalaya, Pembuatan Rain Gauge sederhana, Pemantauan Cuaca, Peringatan Dini, hingga Manajemen Kebencanaan.

Pemberian materi kepada siswa-siswi SMAN 1 Majalaya

Pemberian materi dilakukan oleh mahasiswa Meteorologi ITB dan juga komunitas kebencanaan masyarakat Majalaya yang berpartisipasi dalam kegiatan ini. Komunitas tersebut antara lain adalah Garda Caah, Jaga Balai, dan Siaga Warga Majalaya.

“Sistem penyampaian materinya dibebaskan tiap pos. Contohnya di pos Pemantauan Cuaca diberikan penjelasan mengenai AWS (Automatic Weather Station), di pos Rain Gauge sederhana diberikan penjelasan mengenai apa itu Rain Gauge, fungsinya buat apa, dan diajarkan juga cara membuat Rain Gauge sederhana menggunakan botol bekas. Pada pos Karakteristik Majalaya, di cetak peta topografi dan peta Daerah Aliran Sungai Majalaya kemudian dijelaskan oleh kami, para mahasiswa, serta dibantu juga oleh pihak komunitas dari masyarakat Majalaya,” ujar Ahrish, salah satu anggota BSO.

Persiapan kegiatan edukasi kebencanaan hidrometeorologi ini dilakukan sejak bulan Agustus 2023. Jumlah peserta SMA Negeri 1 Majalaya yang mengikuti kegiatan tergolong cukup banyak, yaitu 90 orang siswa-siswi perwakilan dari kelas 10-12 dan juga anggota ekstrakulikuler Kelompok Ilmiah Remaja (KIR).

“Hal yang menarik selama kegiatan adalah siswa-siswi yang antusias dalam menerima materi, semuanya pintar-pintar dan aktif dalam bertanya,” ujar Erin, anggota divisi PRCS BSO.

Ahrish dan Suci berharap kegiatan ini dapat bermanfaat bagi siswa-siswi SMA Negeri 1 Majalaya dan anak-anak muda di Indonesia. Mereka berpesan agar anak-anak muda lebih sadar dengan dampak bencana yang terjadi di sekitar lingkungan mereka.

“Anak-anak SMA gak semua yang lulus akan langsung kuliah kan, pasti ada yang kerja, terutama di daerah mereka sendiri yaitu Majalaya. Terlebih lagi Majalaya ada di cekungan Bandung dan rawan banjir, setidaknya mereka sudah tau secara umum tentang daerah mereka sendiri. Diajarkan juga mengenai mitigasi bencana banjir agar mereka tidak kosong banget mengenai hal tersebut. Meskipun orang tua mereka sudah tau, tapi karena mereka sudah dewasa, diharapkan bisa bergerak sendiri dan bisa membantu pihak komunitas masyarakat Majalaya yang biasa melakukan mitigasi pada masyarakat umum ,” ujar Ahrish

Reporter : Mely Anggrini, ME’22

Editor : Muhaji Sahnita Putri, ME’19