Pada Tanggal 20 Juni 2019, Prodi Meteorologi melangsungkan Kegiatan Sidang Akhir untuk Wisuda Periode Juli 2019. Pada kegiatan tersebut sebanyak 12 orang mahasiswa Prodi Meteorologi dinyatakan Lulus dan diantaranya 3 orang Mahasiswa Lulus dengan Predikat Cumlaude.
Mini Workshop on Extreme Weather under Changing Climate in the Maritime Continent
Pada tanggal 17 dan 18 Juni 2019 telah dilaksanakan acara Mini Workshop on Extreme Weather under Changing Climate in the Maritime Continent dengan tema “Scientific Research on Extreme Weather in Changing Climate in the Maritime Continent and its Societal Application”. Acara tersebut terselenggara dalam rangka kerjasama penelitian antara Kyoto University dan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Contributing Factors to Spatio-Temporal Variations of Outgoing Longwave Radiation (OLR) in the Tropics
Outgoing longwave radiation (OLR) sering digunakan sebagai proxy (variabel pengganti) untuk indikator aktivitas awan konvektif. OLR di permukaan bumi sangat bervariasi secara spasial dan temporal yang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Penelitian terbaru dari Bapak Faiz R. Fajary dan Bapak Tri W. Hadi yang diterbitkan di Journal of Climate mengidentifikasi beberapa faktor yang mempengaruhi OLR tersebut. Mereka menemukan bahwa variabilitas OLR dipengaruhi paling dominan oleh fenomena Madden-Julian Oscillation dan El Nino Southern Oscillation.
Referensi:
Fajary, F. R., T. W. Hadi, S. Yoden, 2019, Contributing Factors to Spatio-Temporal Variations of Outgoing Longwave Radiation (OLR) in the Tropics. Journal of Climate. Early Online Release. doi:10.1175/JCLI-D-18-0350.1. https://journals.ametsoc.org/doi/abs/10.1175/JCLI-D-18-0350.1
Abstract. Factors governing spatio-temporal variations of daily outgoing longwave radiation (OLR) dataset are studied using 35-year (1979–2013) data records by employing multiple linear regression, wavelet transforms, and band-pass filtering methods. From the regression coefficients of nine predictors and the explained variances, we found that the largest contributions to OLR data variability are associated with the Madden-Julian Oscillation and the El Niño–Southern Oscillation (ENSO). The ENSO signatures on OLR show dipole patterns over the Maritime Continent (MC) and Pacific regions. The significant factor of the Indian Ocean dipole is confined to the Indian Ocean and Africa. Furthermore, the solar cycle and stratospheric aerosols show mainly negative correlations, while positive linear trend is observed mainly in the northern hemisphere. Contributions from the stratospheric quasi-biennial oscillation (QBO) are the least significant contributor to OLR. Time-longitude variations of the annual cycle (AC) show pairs of contrasting phases that characterize monsoon systems, in which the MC-Pacific regions are found to be in the same phase group. Most consistent AC signals are found to correspond with North and South American monsoons that respectively exhibit weakening and strengthening trends. Wavelet spectra and filtered OLR signals in the QBO and ENSO frequency bands show an interdependent relationship with large longitudinal dependence.
Perwakilan Mahasiswa Meteorologi ITB mengikuti Lomba Presentasi Poster di Geosains Industrial Week 2019
Pada tanggal 24-26 April 2019, Tim SIRES yang terdiri dari Rafiq Naufal Shidiq, Muhammad Arif Setyo Aji (Meteorologi, 2016) dan Ahmad Mujaddid (Teknik Geologi, 2016) mengikuti lomba presentasi poster Geoscience Industrial Week 2019 (GIW 2019) di Kuala Lumpur, Malaysia, yang diselenggarakan oleh University of Malaya. Acara tersebut terdiri dari beberapa cabang lomba, diantaranya: Quake It Off, Geo Escape, Poster, Photography, Invent at Zero, dan Eco City: Design Your Future.
Dalam pelaksanaannya, GIW 2019 ini tidak hanya menyelenggarakan perlombaan saja, melainkan juga berisi acara-acara seperti sesi seminar, workshop, dan diskusi panel.Secara umum, tema yang dibawakan lebih banyak berkaitan dengan ilmu Geologi dan Geofisika Permukaan. Namun, karena ilmu Meteorologi termasuk dalam bagian dari ilmu Kebumian atau Geoscience, maka kami tetap bisa mengikuti serta mendapatkan wawasan yang berkaitan dengan keilmuan kami dari rangkaian acara tersebut.
Salah satu pembahasan yang cukup relevan dengan ilmu meteorologi adalah tantangan penggunaan energi di masa depan, yang diselenggarakan pada diskusi panel dengan judul The Future of Geoscience for Sustainable Development. Diskusi tersebut membahas mengenai energi terbarukan dan tak terbarukan serta hubungannya dengan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals, SDGs) yang dicanangkan oleh PBB. Dalam diskusi tersebut para panelis memaparkan bahwa dalam penggunaan energi terbarukan belum dapat 100% menggantikan energi tak terbarukan dikarenakan permintaan dan pemenuhan suplai energi yang masih tinggi dalam waktu dekat, sehingga produksi energi berbahan bakar fosil masih tetap dilakukan. Namun, penggunaan energi terbarukan juga tetap harus dikembangkan secara bersamaan karena lebih ramah lingkungan dan potensi energi ini yang selalu tersedia. Menurut salah satu panelis yang pernah bekerja di salah satu perusahaan energi terbesar di Malaysia yang produk utamanya adalah energi berbahan dasar fosil pun menyampaikan bahwa perusahaan tersebut sudah mulai mengembangkan energi terbarukan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, yakni energi angin dan matahari. Akan tetapi, perkembangannya tidak dapat terjadi secara instan, memerlukan proses yang cukup panjang. Diskusi panel ini membuat kami tergugah untuk memandang masa depan dengan optimis dari sudut pandang keilmuan yang kami pelajari saat ini. Sebab, bidang keilmuan Meteorologi memiliki hubungan dan potensi yang cukup besar untuk dapat berkontribusi dalam memberikan solusi dalam bidang energi terbarukan.
Terakhir, secara keseluruhan banyak manfaat yang kami peroleh dari acara GIW 2019 ini. Diantaranya adalah kesempatan untuk dapat berpartisipasi dalam kompetisi, berdiskusi, hingga menjalin relasi dengan mahasiswa-mahasiswi dari negara-negara lain dalam bidang ilmu kebumian. Selain itu, acara ini memungkinkan kami untuk mempelajari sedikit dari budaya di negara yang kami kunjungi, terkhusus dalam kehidupan kampus dan sistem belajar mengajar di tempat acara ini diselenggarakan. Sehingga dapat menambah ilmu, wawasan dan peluang berkolaborasi untuk bersama-sama menghadapi tantangan-tantangan global dalam bidang ilmu kebumian secara umum atau meteorologi secara khusus di masa yang akan datang.