National Essay Competition Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)

Pada tanggal 25-26 Oktober 2019 telah diadakan presentasi kompetisi esai nasional di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Di tahap ini, peserta-peserta telah terseleksi dan hanya tersisa 10 finalis yang diharuskan mempresentasikan gagasan karya esainya di hadapan juri. Kegiatan presentasi 10 besar ini dilakukan di aula FMIPA UNY pada tanggal 26 Oktober. Finalis berasal dari beberapa kampus diantaranya UNY, UNAIR, Universitas Pattimura, Politeknik Negeri Jember, dll.

Presentasi 10 besar ini diperuntukkan untuk mencari pemenang 3 besar. Pada tanggal 25, para finalis yang telah sampai di Jogja diharuskan untuk menghadiri technical meeting agar mengetahui aturan, tata cara dan ada pengundian untuk urutan maju presentasi. Technical meeting dilaksanakan kurang lebih selama 2 jam dengan hasil undiannya, saya maju urutan ke-3. Setelah itu, finalis diperbolehkan melakukan aktivitas masing-masing atau boleh mempersiapkan diri kegiatan besok pagi.  Saya pun mengisi waktu dengan bermain ke pantai Parangtritis di sore hari dan dilanjutkan dengan latihan presentasi di malam hari.

Pada tanggal 26 Oktober 2019, kegiatan presentasi dimulai pukul 09.00 WIB. Saya yang berada di urutan ke tiga menjadi urutan ke dua karena finalis urutan kedua tidak jadi hadir. Saat giliran saya maju, saya mencoba menyampaikan gagasan dengan sejelas-jelasnya. Gagasan tersebut bejudul ‘optimalisasi energi matahari dengan Weather Research and Forecasting (WRF) dalam lingkup perumahan’ yang tujuannya sesuai dengan judul yaitu bagaimana caranya mengoptimalkan potensi energi matahari di Indonesia. Salah satu tools yang bisa dipakai yaitu dengan mengembangkan model prediksi WRF dan diolah sedemikian rupa pada aplikasi yang dapat diakses bebas oleh masyarakat. Tentunya, pengolahan WRF ini telah diolah agar mudah dimengerti oleh masyarakat. Setelah pemaparan presentasi, saya mendapatkan pertanyaan yang sebagian besar diluar dugaan namun masih dapat dijawab walaupun agak meleset sedikit. Setelah presentasi selesai, rasanya lega sekali dan bisa fokus melihat ide dari finalis lain. Hal ini berguna dalam menambah pengetahuan umum dan ide ide baru yang sebelumnya belum pernah terpikirkan.

Pada sekitar pukul 12.00 WIB atau memasuki waktu ishoma, presentasi finalis telah selesai dilaksanakan. Finalis dipersilahkan untuk ishoma selama satu jam. Pada pukul 13.00 WIB, acara kembali dilanjutkan yang diisi dengan berbagai macam penampilan band, kesan pesan dan pengumuman juara.

Sebelum berangkat lomba, saya berkonsultasi dulu dengan Pak Mamad untuk menanyakan beberapa pertanyaan yang masih membingungkan. Saat pengumuman, saya tidak berharap untuk juara karena ini merupakan pengalaman pertama lomba bagi saya. Masuk 10 besar saja sudah bersyukur. Namun, Alhamdulillah, ternyata karya saya mendapatkan juara 1. Saya kaget sekaligus bahagia karena perjalanan yang panjang ini mendapatkan hasil. Tentunya, pengalaman yang banyak menjadi hal yang paling penting disini.Setelah semua rangkaian acara selesai, saya bergegas ke stasiun, ke Bandung dan kuliah lagi.

Ridwan Kamil pernah berkata ‘Yang muda yang berkarya. Jadilah pribadi yang produktif selagi energi masa muda masih kamu punya’. Jadi, jangan lupa berkarya selagi masih jadi mahasiswa. 🙂

Terimakasih untuk semua orang yang telah ikut berkontribusi dan mendo’akan.

Oleh : Dede Nurheliza – 12816024

Kuliah Lapangan 2018

Kuliah Lapangan 2018 dilaksanakan di daerah Ujung Genteng, Sukabumi. Kegiatan selama Kuliah Lapangan diantaranya memasang alat observasi di beberapa site, mengolah data dan kuliah di lapangan,  dan pengabdian ke masyarakat dengan kegiatan beach cleaning dan pemasangan warning board.

   

Pemasangan alat observasi di beberapa site

 

    
pengolahan data dan kuliah

 

    
kegiatan beach cleaning dan pemasangan warning board

Kuliah Lapangan 2019

Kuliah Lapangan Meteorologi (ME 4092) merupakan salah satu mata kuliah pilihan di Program Studi Meteorologi. Dalam mata kuliah tersebut mahasiswa dituntut dapat melakukan teknik observasi dan penelitian sebagai salah satu cara untuk mengaplikasikan pengetahuan yang telah diperoleh di Program Studi Meteorologi. Materi-materi kuliah disampaikan melalui dua metode yakni secara teori yang disampaikan di kelas dan praktek secara langsung selama berada di lapangan dengan melakukan observasi, pengolahan data, dan analisis tahapan-tahapan dari kegiatan lapangan meliputi perancangan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan lapangan.

Kegiatan Kuliah Lapangan Meteorologi 2019 dilaksanakan pada tanggal 22 Juni s.d 28 Juni 2019 di daerah Majalaya yang diikuti oleh: 14 peserta, 5 asisten, 2 laboran, 2 asisten akademik, dan 3 dosen.
Tujuan dari kuliah lapangan ini adalah:
(1) Membekali mahasiswa dalam merencanakan, melaksanakan, dan melaporkan kegiatan lapangan.
(2) Meningkatkan pemahaman dan pengalaman mahasiswa akan fenomena meteorologi serta pengaruhnya untuk lingkungan, dengan melakukan pengamatan cuaca dan pengolahan data observasi.

Banyak kegiatan yang dilakukan oleh para peserta kuliah lapangan diantaranya, pemasangan alat observasi di lapangan di beberapa site, kuliah dan praktik infiltrasi, kuliah dan praktik drone, pelatihan SAR (Search and Rescue).

      
pemasangan alat observasi di lapangan

   

kuliah dan praktik infiltrasi

  
kuliah dan praktik drone

       

pelatihan SAR (Search and Rescue)

Zhejiang University Summer School 2019

Penulis: Aulia Azura

Pada tanggal 07 juli hingga 14 juli 2019, Alhamdulillah saya mendapatkan
kesempatan untuk mengikuti program Zhejiang University Summer School 2019 di
Zhejiang University dengan tema Coastal Geology and Hazard. Jumlah mahasiswa
ITB yang mengikuti program ini sebanyak 18 peserta dengan spesifikiasi 10 orang
mahasiswa oseanografi, 7 orang mahasiswa teknik geologi, dan 1 orang mahasiswa
meteorologi. Saya sendiri berasal dari Prodi Meteorologi yang merupakan satusatunya mahasiswa dari prodi yang mengikuti program ini.
Sebenarnya program summer school ini merupakan kerjasama antara Fakultas Ilmu
dan Teknologi Kebumian ITB dengan Ocean College Zhejiang University. Untuk
tahun ini, diberikan kuota sebanyak 20 orang mahasiswa ITB untuk mengikuti
program tersebut, namun ada 2 orang mahasiswa yang mengundurkan diri
sehingga total peserta yang ikut menjadi 18 orang.
Program ini berlangsung selama 10 hari, dengan kegiatan berupa lectures di kelas,
laboratory visit ke zhairuoshan island, serta field trip ke beberapa tempat.

Pada tanggal 07 juli 2019 yakni hari pertama kegiatan, dilaksanakan beberapa
kuliah di teaching building 224 dengan 4 kali kuliah yang dibawakan oleh dosen dari
Zhejiang university dengan judul Scientific Ocean Drilling, Mysterious Marine
Creature, dan Physical Oceanography. Setelah itu break sejenak untuk makan siang
dan istirahat. Kemudian dilanjutkan lagi kuliah dengan tema An Antarctic
Expedition.
Pada malamnya, kami disambut dengan welcoming dinner dari pihak Zhejiang
University. Disini dilakukan penyerahan plakat dari pihak ITB ke ZJU serta foto
bersama.

Hari selanjutnya (tanggal 08 juli 2019) kami melakukan kunjungan ke pulau
Zhairuoshan. Sebagai informasi, pulau ini merupakan pulau yang dijadikan tempat
untuk riset dengan pemanfaatan energi yang berasal dari angin, arus tidal, serta
matahari. Kemudian energi tersebut akan digunakan untuk pemenuhan kebutuhan
listrik di kawasan pulau Zhairuoshan.

Salah satu fasilitas yang dimiliki oleh ZJU adalah alat berupa turbin elektro-hidrolik.
Turbin ini memanfaatkan arus laut untuk menghasilkan listrik yang akan disalurkan
ke kawasan pulau Zhairuoshan. China merupakan salah satu negara dengan
kepadatan energi laut terbesar di dunia sehingga memiliki potensi untuk
menghasilkan pembangkit listrik.

Hari ketiga (tanggal 09 Juli 2019). Sebenarnya di hari ketiga ini, kami akan
melakukan kunjungan ke Nandong Yigu dan museum budaya Zhoushan, namun
dikarenakan cuaca yang sedang tidak bersahabat, kegiatan direduksi sehingga kami
mengunjungi museum budaya Zhoushan saja. Di museum ini, diperlihatkan
bagaimana budaya dan tradisi masyarakat Zhoushan kuno, dari patung yang
diperlihatkan, cukup jelas bahwa masyarakat Zhoushan terkenal dengan budaya
melautnya. Foto di bawah memperlihatkan seorang bayi laki-laki yang tengah
melakukan sebuah ritual berkenalan dengan laut. Hal ini bertujuan untuk
membentuk mental pelaut pada diri sang bayi kelak ketika sudah dewasa.

Pada hari keempat (tanggal 10 juli 2019) dan hari kelima (tanggal 11 juli 2019) kami
melakukan field trip ke Rocky beach, Gravel Beach, dan Sandy Beach (Daqingshan)

Pada hari ke enam (tanggal 12 Juli 2019) kami melakukan perjalanan ke Hangzhou
sekaligus meninggalkan Zhejiang University kampus Zhoushan. Perjalanan ke sana
memerlukan waktu selama 4 jam, kami berangkat sekitar pukul 09.00 dan tiba di
Hangzhou sekitar pukul 13.00. Setelah check-in hotel, kamipun mengunjungi
Second Institute of Oceanography MNR. Tempat ini merupakan tempat riset dan
penelitian. Di sana kami dijelaskan beberapa alat riset seperti Argo (pendeteksi
profil laut seperti salinitas ,temperature, kedalmaan ,dll) yang diintegrasikan
dengan internet sehingga mendapatkan informasi yang dituangkan kedalam folder
ftp. Kemudian, juga terdapat mikroskop pendeteksi kandungan batuan, serta
penjelasan mengenai elnino di layar berbentuk globe, disajikan dalam bentuk yang
menarik

Hari selanjutnya yaitu hari terakhir, kami mengunjungi Zhejiang University kampus
Hangzhou. Di sana terdapat museum yang memperlihatkan sejarah berdirinya
Zhejiang University serta professor-profesor yang berpengaruh di universitas
tersebut. Terakhir, kami mengambil foto bersama sekaligus menutup rangkaian
program Summer School Zhejiang University 2019 ini.

Secara keseluruhan, program ini sangat menyenangkan karena mampu
memberikan insight pada saya sebagai mahasiswa Meteorologi tentang keilmuan
Sains kebumian lainnya khususnya Oseanografi dan Geologi serta mengenal
budaya-budaya, keunikan, dan mengambil hikmah dari negara tirai bambu ini.