Menjaga Asa Warga Majalaya Melalui Kegiatan Penyuluhan Early Warning System (EWS)

Oleh : Mhd Isfahan Fadyasha
Editor : Mely Anggrini
Senin, 22 April 2024

Tim Khusus BSO “Zepyrus” Melakukan Diseminasi dan Z-Fun di SMAN1 Muhammadiyah Majalaya (ITB/Dokumentasi Panitia)

BANDUNG, meteo.itb.ac.id – Tim Khusus Badan Semi Otonom (BSO) “Zephyrus” ITB melaksanakan kegiatan pengenalan dan penyuluhan (diseminasi) mengenai Early Warning System (EWS) pada Sabtu (3/2/2024).

Bencana yang mengintai kapan saja tentu menjadikan kegiatan Diseminasi Early Warning System banjir yang diselenggarakan oleh Tim Khusus BSO “Zephyrus” ini sangat penting. Terutama bagi masyarakat yang hidup dan beraktivitas di daerah dengan track record kejadian bencana yang cukup parah, salah satunya masyarakat daerah Majalaya, Jawa Barat.

Pertama-tama, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat dewasa tentang teknologi EWS (Early Warning System) banjir melalui WhatsApp bot yang dapat diakses oleh masyarakat. Dengan pemahaman yang cukup, masyarakat dapat mengenali sinyal peringatan dini banjir dengan tepat dan segera mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan.

Selain itu, kegiatan ini juga penting karena melibatkan uji coba perangkat EWS. Melalui uji coba ini, diharapkan dapat memberi pengalaman secara langsung kepada masyarakat mengenai bagaimana Early Warning System bekerja saat terjadi bencana nantinya.

Selanjutnya, kegiatan ini juga membantu dalam meminimalisir risiko ketika terjadi banjir. Dengan adanya pemahaman yang baik tentang cara kerja EWS dan pengalaman langsung dalam menggunakan perangkat tersebut, masyarakat dapat lebih siap dan responsif dalam menghadapi situasi darurat. Hal ini dapat mengurangi kerugian materiil maupun korban jiwa yang mungkin terjadi akibat banjir.

Dengan demikian, kegiatan penyebarluasan Sistem Peringatan Dini banjir ini tidak hanya penting, tetapi juga mendesak untuk dilakukan guna meningkatkan kesiapsiagaan dan keselamatan masyarakat dalam menghadapi ancaman banjir yang dapat terjadi kapan saja.

Kegiatan Z-Fun oleh BSO “Zephyrus” ITB (ITB/Dokumentasi Panitia)

Dalam kegiatan tersebut, tidak hanya fokus pada pemahaman dan partisipasi masyarakat dewasa, tetapi juga memberikan perhatian khusus kepada anak-anak di bawah 12 tahun melalui kegiatan “Z-Fun”. Kegiatan ini dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan interaktif kepada anak-anak, sambil tetap membantu mereka memahami pentingnya teknologi EWS dan persiapan menghadapi banjir.

Badan Semi Otonomo (BSO) “Zephyrus” berharap bahwa kegiatan tersebut akan membawa perubahan positif yang signifikan dalam kesiapsiagaan dan penanganan banjir, serta membantu menciptakan masyarakat yang lebih sadar akan lingkungan dan lebih siap menghadapi tantangan bencana alam di masa depan.

Warga Majalaya Lebih Bersahabat dengan Teknologi AWLR

Oleh: Mhd Isfahan Fadyasha
Editor: Lutfiah Nur Rohmah Salaamah
Selasa, 26 Maret 2024

Proses Pemasangan AWLR di Sungai Ciharus, Desa Majalaya, Kabupaten Bandung

BANDUNG, meteo.itb.ac.id — BSO “Zephyrus” ITB bekerja sama dengan warga setempat melakukan kegiatan pemasangan kamera pemantau tinggi muka air sungai atau sering disebut Automatic Water Level Recorder (AWLR). Dengan adanya AWLR, masyarakat Desa Majalaya dapat memperoleh informasi yang tepat dan cepat mengenai kenaikan level air sungai, sehingga dapat mengambil langkah-langkah pencegahan dan evakuasi yang diperlukan secara lebih efektif. Langkah ini diharapkan dapat membantu mengurangi dampak banjir serta meningkatkan keselamatan dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana alam tersebut.

Pentingnya melaksanakan pemantauan sungai melalui pemasangan alat Automatic Water Level Recorder (AWLR) oleh BSO Zephyrus di Desa Majalaya sangatlah penting dan tak terbantahkan. Sungai merupakan salah satu aset alam yang memiliki potensi besar dalam menyediakan air bersih, mendukung pertanian, dan berbagai kegiatan manusia lainnya. Namun, ketika kondisi cuaca tidak menentu atau terjadi hujan deras dalam waktu singkat, sungai bisa berubah menjadi ancaman serius dalam bentuk banjir.

Dengan pemantauan yang tepat dan terus-menerus terhadap tinggi permukaan air sungai melalui AWLR, masyarakat dapat diperingatkan secara dini akan potensi bahaya banjir. Peringatan dini ini sangat penting karena memungkinkan masyarakat untuk mengambil tindakan pencegahan yang tepat, seperti mengungsikan diri atau menyelamatkan harta benda mereka. Hal ini dapat secara signifikan meminimalisir kerugian, baik dalam hal kehilangan nyawa maupun harta benda.

Selain itu, pemantauan sungai juga penting untuk membantu dalam perencanaan dan manajemen bencana. Data yang terkumpul dari AWLR dapat digunakan untuk menganalisis pola banjir serta memprediksi kemungkinan terjadinya banjir di masa depan. Dengan demikian, pemasangan AWLR oleh BSO Zephyrus bukan hanya tindakan reaktif dalam menghadapi banjir, tetapi juga merupakan langkah proaktif dalam membangun kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana alam. Dengan urgensi yang demikian, pemasangan AWLR menjadi suatu keharusan yang mendesak demi keselamatan, kesejahteraan, dan ketahanan masyarakat Desa Majalaya dalam menghadapi ancaman banjir.

Dalam proyek pemasangan alat Automatic Water Level Recorder (AWLR) di Desa Majalaya, partisipasi dari BSO Zephyrus dan masyarakat setempat dibagi secara efisien antara tugas teknis dan non-teknis. Anggota BSO Zephyrus bertanggung jawab atas tugas teknis dalam proyek ini. Anggota BSO memiliki pengetahuan dan keterampilan teknis yang diperlukan untuk memasang dan mengoperasikan AWLR dengan baik. Tugas-tugas teknis mencakup pemilihan lokasi yang tepat untuk pemasangan AWLR, instalasi perangkat dengan benar, kalibrasi sensor, dan pengujian sistem untuk memastikan kinerjanya yang optimal. Selain itu, juga bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan maintenance rutin pada AWLR agar sistem tetap berfungsi secara efisien.

Di sisi lain, masyarakat Desa Majalaya berperan dalam tugas non-teknis. Meskipun mungkin tidak memiliki pengetahuan teknis yang mendalam, partisipasi mereka tetap sangat berharga. Masyarakat membantu dalam hal seperti menyediakan akses ke lokasi pemasangan, memberikan informasi tentang kondisi sungai dan pola banjir di wilayah mereka, serta membantu dalam mengumpulkan data atau mengamati perubahan lingkungan sekitar sungai. Selain itu, mereka juga berperan penting dalam meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pemantauan sungai dan tindakan pencegahan terhadap banjir di antara sesama warga.

Dengan demikian, kolaborasi antara peserta BSO Zephyrus yang bertanggung jawab atas tugas teknis dan masyarakat yang berperan dalam tugas non-teknis memungkinkan proyek ini berjalan dengan lancar dan efektif. Keterlibatan aktif dari kedua belah pihak menunjukkan komitmen bersama dalam menjaga keselamatan dan kesejahteraan komunitas Desa Majalaya melalui pemantauan sungai yang cermat dan berkelanjutan.

Secara keseluruhan, output dari kegiatan ini adalah adanya sistem yang komprehensif dan terintegrasi untuk pemantauan dan mitigasi banjir di Desa Majalaya. Dari pemasangan kamera hingga penggunaan kecerdasan buatan, serta penyaluran informasi melalui WhatsApp bot dan diseminasi kepada masyarakat, semua langkah ini telah berhasil meningkatkan kesiapsiagaan dan keselamatan masyarakat dalam menghadapi ancaman banjir.

BSO “Zephyrus” bersama Siaga Warga Majalaya setelah melakukan pemasangan alat

Kegiatan yang telah dilakukan oleh BSO Zephyrus di Desa Majalaya menimbulkan harapan yang besar bagi masa depan wilayah tersebut dalam menghadapi ancaman banjir. Secara keseluruhan, harapan dari kegiatan ini adalah terwujudnya sebuah komunitas yang lebih tangguh dan siap menghadapi ancaman banjir. Dengan sistem pemantauan yang terintegrasi, komunikasi yang efektif antara BSO Zephyrus dan masyarakat, serta pemahaman yang lebih baik tentang bahaya banjir, diharapkan wilayah Desa Majalaya dapat menjadi lebih aman dan tahan bencana di masa depan.

Badan Semi Otonom (BSO) HMME “Atmosphaira” ITB Gelar Kegiatan Edukasi Kebencanaan Hidrometeorologi kepada Siswa-Siswi SMA Negeri 1 Majalaya

Minggu, 08 Oktober 2023

Kegiatan Edukasi Kebencanaan Hidrometeorologi oleh
BSO “Zephyrus” HMME “Atmosphaira” ITB

BANDUNG, meteo.itb.ac.id – Sebanyak 29 mahasiswa program studi Meteorologi Institut Teknologi Bandung (ITB) gelar kegiatan edukasi kebencanaan hidrometeorologi kepada siswa-siswi SMA Negeri 1 Majalaya. Kegiatan ini dilaksanakan pada Sabtu (30/7/2023) di Solokanjeruk, Kabupaten Bandung.

Kegiatan edukasi kebencanaan hidrometeorologi ini merupakan salah satu program kerja divisi Public Relation of Community Service (PRCS) yang dinaungi oleh Badan Semi Otonom “Zephyrus” HMME “Atmosphaira” ITB. Kegiatan edukasi kepada siswa-siswi SMA Negeri 1 Majalaya tersebut mengusung tema Tanggap Bencana – Edukasi Mengenai Kebencanaan Hidrometeorologi. Konsep yang digunakan pada kegiatan ini adalah post-to-post, dimana setiap pos berisi berbagai edukasi mengenai kebencanaan hidrometeorologi yang disampaikan secara menarik dan aplikatif. Terdapat lima pos, yaitu pos Karakteristik Majalaya, Pembuatan Rain Gauge sederhana, Pemantauan Cuaca, Peringatan Dini, hingga Manajemen Kebencanaan.

Pemberian materi kepada siswa-siswi SMAN 1 Majalaya

Pemberian materi dilakukan oleh mahasiswa Meteorologi ITB dan juga komunitas kebencanaan masyarakat Majalaya yang berpartisipasi dalam kegiatan ini. Komunitas tersebut antara lain adalah Garda Caah, Jaga Balai, dan Siaga Warga Majalaya.

“Sistem penyampaian materinya dibebaskan tiap pos. Contohnya di pos Pemantauan Cuaca diberikan penjelasan mengenai AWS (Automatic Weather Station), di pos Rain Gauge sederhana diberikan penjelasan mengenai apa itu Rain Gauge, fungsinya buat apa, dan diajarkan juga cara membuat Rain Gauge sederhana menggunakan botol bekas. Pada pos Karakteristik Majalaya, di cetak peta topografi dan peta Daerah Aliran Sungai Majalaya kemudian dijelaskan oleh kami, para mahasiswa, serta dibantu juga oleh pihak komunitas dari masyarakat Majalaya,” ujar Ahrish, salah satu anggota BSO.

Persiapan kegiatan edukasi kebencanaan hidrometeorologi ini dilakukan sejak bulan Agustus 2023. Jumlah peserta SMA Negeri 1 Majalaya yang mengikuti kegiatan tergolong cukup banyak, yaitu 90 orang siswa-siswi perwakilan dari kelas 10-12 dan juga anggota ekstrakulikuler Kelompok Ilmiah Remaja (KIR).

“Hal yang menarik selama kegiatan adalah siswa-siswi yang antusias dalam menerima materi, semuanya pintar-pintar dan aktif dalam bertanya,” ujar Erin, anggota divisi PRCS BSO.

Ahrish dan Suci berharap kegiatan ini dapat bermanfaat bagi siswa-siswi SMA Negeri 1 Majalaya dan anak-anak muda di Indonesia. Mereka berpesan agar anak-anak muda lebih sadar dengan dampak bencana yang terjadi di sekitar lingkungan mereka.

“Anak-anak SMA gak semua yang lulus akan langsung kuliah kan, pasti ada yang kerja, terutama di daerah mereka sendiri yaitu Majalaya. Terlebih lagi Majalaya ada di cekungan Bandung dan rawan banjir, setidaknya mereka sudah tau secara umum tentang daerah mereka sendiri. Diajarkan juga mengenai mitigasi bencana banjir agar mereka tidak kosong banget mengenai hal tersebut. Meskipun orang tua mereka sudah tau, tapi karena mereka sudah dewasa, diharapkan bisa bergerak sendiri dan bisa membantu pihak komunitas masyarakat Majalaya yang biasa melakukan mitigasi pada masyarakat umum ,” ujar Ahrish

Reporter : Mely Anggrini, ME’22

Editor : Muhaji Sahnita Putri, ME’19

Kunjungan Ilmiah 2023: BRIN dan BMKG Bandung

Kunjungan Ilmiah BRIN dan BMKG

Perkembangan meteorologi dan klimatologi akhir-akhir ini mengalami percepatan yang sangat besar karena semakin meningkatnya perhatian masyarakat terhadap dua cabang ilmu tersebut, apalagi dipacu dengan kondisi pemanasan global dan perubahan iklim yang mempengaruhi kebutuhan hidup banyak pihak. Terlebih lagi perkembangan hardware dan software komputer sangat membantu dalam mempercepat pemahaman keadaan alam. Data yang diperoleh dari hasil observasi biasanya digunakan untuk membangun model dan teori tertentu. Kombinasi antara keingintahuan manusia, instrumentasi observasi yang kian canggih dan sistem komputer yang makin andal merupakan potensi yang sangat besar untuk meningkatkan pemahaman perilaku sistem iklim. Maka dari itu dalam rangka mengasah pengetahuan dan keterampilan terkait observasi meteorologi dilakukan kunjungan ilmiah ini.

Peserta mata kuliah Observasi Meteorologi melakukan kunjungan ilmiah ke BRIN (02/03/2023) dan BMKG Bandung (09/03/2023) yang bertujuan untuk mengasah keterampilan para mahasiswa dalam menggunakan peralatan meteorologi, mendekatkan perguruan tinggi dengan lembaga penelitian (BRIN) dan pelayanan masyarakat (BMKG) serta membuka jejaring kerjasama, lalu meningkatkan kualitas pembelajaran observasi meteorologi sesuai perkembangan sains dan teknologi observasi.

Pada kunjungan ilmiah BRIN peserta diberikan materi mengenai radar dan cara kerjanya. Kesempatan ini memberikan mahasiswa wawasan terkait radar yang mana radar ini dimanfaatkan dalam observasi meteorologi.

Peserta mata kuliah observasi meteorologi bersama pihak BRIN

Selain pemberian materi, peserta juga diberikan kesempatan untuk melihat alat yang digunakan di lapangan.

Penjelasan alat yang digunakan di lapangan

Selain di BRIN, peserta melakukan kunjungan ilmiah di BMKG Bandung. Kesempatan ini memberikan mahasiswa wawasan baru mengenai meteorologi.

Mahasiswa di BMKG Bandung

Kunjungan ilmiah di BMKG Bandung berisikan pemberian materi dari pihak BMKG beserta kunjungan ke taman alat.

Kunjungan taman alat BMKG Bandung

Kunjungan ilmiah ini akan memberikan banyak kesempatan bagi mahasiswa untuk mendapatkan pengetahuan dari instansi BRIN, BMKG, serta di lapangan dan diharapkan kegiatan ini dapat bermanfaat untuk calon-calon ahli meteorologi di masa yang akan datang.