Editor : Daffa Tsabat (Meteorologi, 2023)

BRASIL, meteo.itb.ac.id – Ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia menemukan jawaban inovatif di panggung dunia. Dalam sesi dialog di Paviliun Indonesia pada Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP30) di Belém, Brasil, Selasa (18/11/2025), Dr.rer.nat. Armi Susandi, M.T., mempresentasikan solusi canggih berbasis Digital Twin yang berpotensi mengubah paradigma penanganan karhutla dari reaktif menjadi proaktif.
Platform tersebut bernama FORMS (Forest Fire Management System), sebuah terobosan dari Institut Teknologi Bandung (ITB) yang dirancang tidak hanya untuk kebutuhan nasional, tetapi juga dapat diadopsi secara global guna menghadapi tantangan karhutla yang semakin kompleks akibat perubahan iklim.
“FORMS adalah digital twin yang mereplikasi dinamika lahan gambut dan hutan dalam lingkungan digital. Platform ini mengintegrasikan asimilasi data, pemrosesan big data dengan superkomputasi, dan kecerdasan buatan untuk memantau, memprediksi risiko, serta mendukung pengambilan keputusan secara cepat dan akurat,” jelas Dr. Armi dalam sesi bertajuk “Uniting Forces: The Role of Government and Organization in Addressing Climate Issues.”
Nama Dr. Armi Susandi bukanlah nama baru dalam kancah ilmu iklim dan lingkungan Indonesia. Dosen dan peneliti Prodi Meteorologi ITB ini telah lama dikenal sebagai sosok visioner dengan segudang inovasi di bidang klimatologi, kebijakan karbon, dan intelijen lingkungan. Karyanya kerap menjadi rujukan penting, baik di tingkat nasional maupun internasional. Melalui FORMS, Armi kembali menegaskan peran vital sains dan teknologi dalam menjawab tantangan lingkungan yang nyata.
Lebih dari Sekadar Deteksi Dini

FORMS, yang merupakan bagian dari RIMBA (Real-Time Integrated Monitoring for Burnt Alerts) Consortium, dirancang sebagai platform yang holistik dan end-to-end. Platform ini tidak hanya berfokus pada deteksi dini, tetapi mencakup keseluruhan siklus manajemen kebakaran seperti pencegahan, kesiapsiagaan, respons, dan pemulihan.
Fitur unggulan FORMS meliputi:
– Prediksi hotspot berakurasi tinggi
– Sistem Peringatan Bahaya Kebakaran (Fire Danger Rating System/FDRS)
– Prediksi cuaca resolusi tinggi
– Asimilasi data dari berbagai satelit seperti Terra/Aqua MODIS, Landsat, dan Sentinel
Yang membedakan FORMS dari platform sejenis lainnya adalah kemampuannya menganalisis kerentanan kebakaran dengan memasukkan aspek antropogenik (aktivitas manusia). Hal ini sangat relevan dengan publikasi BNPB yang menyatakan bahwa 99% kebakaran hutan di Indonesia disebabkan oleh aktivitas manusia.
Kesiapan Implementasi: Empat Pilar Kunci

Dalam paparannya, Dr. Armi menekankan bahwa kesuksesan FORMS bergantung pada empat pilar kunci untuk implementasinya di Indonesia:
- Data Komprehensif
Tidak hanya mengandalkan data satelit, tetapi juga data lapangan (ground truth) untuk meningkatkan akurasi model dan peringatan dini. - SDM Muda yang Kompeten
Diperlukan talenta muda Indonesia yang ahli dalam sistem informasi, data sains, dan meteorologi untuk mengembangkan dan mengoperasikan platform ini. - Koordinasi Sinergis
Kolaborasi kuat antara BNPB, BPBD, KLHK, Kementerian Kehutanan, pemerintah daerah, dan sektor swasta menjadi kunci agar FORMS dapat berfungsi optimal. - Payung Hukum yang Tegas
Landasan hukum diperlukan agar FORMS dan teknologi Digital Twin dapat ditetapkan sebagai alat utama dalam memerangi dan mencegah karhutla.
Dengan dipaparkannya FORMS di forum internasional, Dr. Armi Susandi tidak hanya mengangkat reputasi Indonesia di kancah global, tetapi juga mempertegas kontribusi sains dan teknologi Indonesia dalam menjawab tantangan perubahan iklim. Inovasi ini menjadi contoh nyata bagaimana teknologi Digital Twin dapat menyelamatkan ekosistem, menjaga kesehatan masyarakat, dan mendukung stabilitas iklim dunia.


