Education Expo Di SMA Negeri 20 Bandung

Pada Kamis, 9 Januari 2020 lalu, Prodi Meteorologi ITB menjadi bagian acara Education Expo SMA Negeri 20 Bandung yang bertajuk “Memperluas Wawasan Menggapai Masa Depan.” Tujuan dari acara ini adalah untuk mengenalkan dan menyediakan informasi terkait universitas-universitas yang akan menjadi pilihan para siswa untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Acara ini berlangsung pada pukul 8.00 hingga 15.00 WIB. Prodi Meteorologi dan Prodi Oseanografi berperan menjadi narasumber perwakilan dari Institut Teknologi Bandung pada acara ini, bersama dengan berbagai universitas dan institusi pendidikan lainnya, dengan sasaran utama peserta acara ini adalah siswa-siswi SMA Negeri 20 Bandung dan siswa-siswi perwakilan SMA-SMA Negeri Kota Bandung lainnya.

Education Expo SMA Negeri 20 Bandung ini terdiri dari dua bagian acara utama, yaitu acara pameran pendidikan dan talkshow dengan perwakilan dari institusi pendidikan terkait sebagai pembicara atau narasumber talkshow. Pembicara yang mewakili ITB adalah Dr. Nurjanna Joko Trilaksono selaku Ketua Prodi Sarjana Meteorologi ITB dan Ivonne Milichristi Radjawane, Ph.D. selaku Ketua Prodi Sarjana Oseanografi ITB. Penjelasan yang diberikan pada talkshow seputar pengenalan fakultas yang ada di ITB beserta proses pendaftaran kuliah ITB. Sementara di stand pameran pendidikan, para siswa dapat bertanya lebih detail kepada perwakilan institusi. Pewakilan institusi di stand ITB merupakan para alumni SMA Negeri 20 Bandung yang sedang berkuliah di ITB dan para asisten akademik Prodi Meteorologi dan Prodi Oseanografi. Para siswa juga dapat memperoleh brosur dan souvenir di stand institusi yang ada di pameran pendidikan ini.

Sistem Pemanenan Air Sederhana di Majalaya

Teringat waktu kecil di kampung, air hujan dari talang air tidak langsung dibuang melainkan kami tampung di bak mandi. Belakang saya jadi tau kalo itu disebut dengan RWH. Tentunya kalian tau dong apa itu RWH ? Yup, bener, RWH kepanjangan dari Rain Water Harvesting, Bahasa Indonesianya sih Pemanenan Air Hujan. Ternyata RWH merupakan kegiatan yang sudah kita lakukan ya dahulu. Tapi, sekarang bagaimana ya, apakah RWH masih dilakukan? Kembali ke nostalgia saya waktu masih kecil, hasil tampungan air hujan itu kami gunakan untuk kegiatan sehari-hari, mulai dari mandi, mencuci, sampai menyiram tanaman. Sejauh yang saya ingat air tampungan tersebut lebih dingin loh terasa di badan. Segar….

Berkaitan dengan RWH ini, aku kemaren silaturahmi ketempat Kang Riki di Majalaya. Kebetulan juga sambil melihat-lihat pembuatan sistem RWH disana. Kegiatan ini dibantu oleh WCPL. Sudah familiar kan dengan WCPL ? Weather and Climate Prediction Laboratory di ITB. Kang Riki bercerita bahwa ide RWH yang dibangun ini sudah dimulai sejak 2014 yang diprakarsai oleh Dr. Tri Wahyu Hadi (TWH). Dan Alhamdulillah bisa terealisasi sekarang, yeaaayy. Sistem RWH tersebut dipasang di sekitar Masjid (Mushollah) Hidayatul Muttaqin. Sistem tersebut sangat sederhana loh (Gambar 1).

Gambar 1

Sistem RWH terdiri dari tandon air (250 L), beberapa pipa, dan atapun tuk menangkap air hujan. Saya coba hitung – hitung dengan Kang Riki kemaren, jika luas atap tampungan air sekitar 50 m2. Maka tandon air tersebut penuh dengan curah hujan 5 mm. Saya sempat mendengar gumaman Kang Riki, “hmmm… hujang sedang ya”. Wowww, sense Kang Riki tentang hujan bagus ya….

Oke ceritanya masih berlanjut, setelah tandon tadi penuh maka airnya akan dipindahkan melalui pompa air ke tandon kedua yang berada di tempat orang berwudhu. Air yang dipanen tersebut akan digunakan selain untuk kegiatan beribadah di musholah tersebut juga untuk keperluan lain, seperti menyiram tanaman di sekitar tempat tersebut.

Berikut pengalaman saya tentang RWH, o iya, yang membuat sistem tersebut adalah Kang Mimid dan keponakannya (Gambar 2) dibantu juga oleh warga sekitar. Kemaren saya juga sempat membantu Kang Mimid loh (Gambar 3), cuma bantu megangin pipanya saja, hehehe…
Terima kasih kepada Kang Riki, Kang Mimid, dan warga sekitar serta tim WCPL, semoga sistem RWH ini memberikan banyak manfaat….

Gambar 2

Gambar 3

Ditulis Oleh : Faiz R. Fajary

Workshop Persiapan Akreditasi ASIIN Prodi Meteorologi

Bertempat di ruang Patuha Hotel Patra Comfort Bandung, Prodi Meteorologi melaksanakan kegiatan Workshop Persiapan Akreditasi ASIIN yang diselenggarakan pada hari Kamis, 19 Desember 2019. Kegiatan tersebut terbagi menjadi dua sesi, diantaranya sesi pertama diisi dengan pemaparan materi dan diskusi antara dosen Prodi Meteorologi dengan Satuan Penjamin Mutu (SPM) ITB yang diwakilkan oleh Bapak Dr. Pepen Arifin.

Kemudian, sesi kedua diisi dengan diskusi bersama stakeholder dan perwalikan alumni Prodi Meteorologi, dalam hal ini turut hadir Bapak Dr. Noersomadi dari Lembaga Antariksa Penerbangan Nasional (LAPAN), Bapak Yan Firdaus Permadi, M.Sc dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kota Bandung, Ibu Ivonne M. Radjawane. Ph.D selaku Ketua Program Studi Oseanografi ITB, serta Bobby M. Z. Slamet, S.Si yang merupakan Alumni Prodi Meteorologi yang menjadi Wirausahawan.

Dengan diselenggarakannya kegiatan Workshop Persiapan Akreditasi ASIIN tersebut, diharapkan Prodi Meteorologi ITB dapat mengembangkan kurikulum berstandar Internasional sehingga menghasilkan lulusan yang terbaik berskala Internasional.

National Essay Competition Universitas Jember

Pada tanggal 1-3 November 2019 diadakan acara National Essay Competition di Universitas Jember. Alhamudulilah, setelah minggu sebelumnya roadshow di Yogyakarta, minggu berikutnya diberi kesempatan untuk mengunjungi Jember. Dalam lomba kali ini, saya tidak sendiri tapi bersama dengan partner saya, Indah Nurharuni, Biologi 2016. Namun, perjalanan yang dilalui tetap sendiri karena partner saya sedang ada kuliah lapangan di Bali.

Perjalanan ke Jember menghabiskan waktu sehari dengan menggunakan kereta. Pada tanggal 1 November dilakukan technical meeting, namun saya tidak mengikuti karena masih dalam perjalanan. Salah satu hasil technical meeting berupa urutan presentasi, saya mendapat urutan ke-2. Finalis presentasi essay berjumlah 15 orang yang mahasiswa yang berasal dari berbagai kota, diantaranya Surabaya, Jakarta, Riau, dll.

Presentasi dilakukan pada tanggal 2 November 2019 di Aula FISIP Universitas Jember. Saya telah mempersiapkan bahan presentasi dan maju dengan cukup baik di depan para juri. Walaupun ada beberapa jawaban yang kurang memuaskan karena bukan dari bidang saya tapi bidang biologi. Pertanyaan tersulit adalah “apakah kalian akan merelealisasikan ini?”. Karya yang kami buat berupa gagasan tentang penyelesaian masalah limbah di lautan. Kami mengusulkan untuk mengolah kembali limbah lautan menjadi paving block yang berbahan dasar plastik dan eceng gondok.

Kenapa plastik? Jelas, karena plastik menjadi permasalahan yang serius bagi semua orang, diciptakan oleh manusia namun menjadi masalah juga untuk manusia. Termasuk biota laut yang tidak bersalah, namun harus merasakan dampak dari perilaku manusia. Biota laut akan mengalami kemusnahan secara perlahan jika plastik tidak dikurangi oleh manusia. Bahkan ada isu, pada tahun 2050, jika konsumsi plastik tetap pada jumlah saat ini, maka 2/3 lautan akan berisi sampah. Menakutkan bukan?

Lalu eceng gondok berperan sebagai bahan fitoremediasi yang bisa menyerap polutan di perairan. Hal ini juga dilakukan untuk mereduksi polutan yang dapat berakhir di laut. Jenis limbah bukan hanya plastik namun cairan dari rumah tangga pun merupakan masalah, yang solusinya perlu dipikirkan dan dipraktekkan bersama. Tentu, pertanyaan mengenai realisasi menjadi sulit, karena pada dasarnya kami tidak bisa berjalan sendiri namun harus disertai dukungan dari semua orang, termasuk semua manusia yang menghasilkan sampah harus segera berusaha untuk tidak menambah volume sampah di bumi.

Seluruh presentasi finalis selesai pukul 15.00 WIB dan finalis dipersilahkan untuk melanjutkan aktivitas masing -masing. Pengumuman juara diadakan keesokan harinya setelah acara seminar selesai. Seminar memiliki tema yang sama dengan kompetisi esai yaitu Reduce Pollution to Protect Marine and Coastal Ecosystem. Alhamdulillah, diberi kesempatan lagi untuk juara di kompetisi kali ini yaitu juara 2. Ternyata, perjalanan jauh jadi semakin menyenangkan di akhir. Hal ini membuat kami ingin terus, terus dan terus berkarya.

Terimakasih untuk semua orang yang telah ikut berkontribusi dan mendo’akan.

Oleh : Dede Nurheliza – 12816024